Suatu masa kelak, seorang kakek yang bernama moogee akan menuturkan sebuah legenda, Barangkali kepada generasi manusia berikutnya, awal mula pertama kali jasa dibutuhkan manusia sejak kota kecil yang bernama ulee kareng mulai ada. Sebuah usaha yang dilakukan secara terpaksa kerana himpitan kemiskinan menjepit dari semua lini ekonomi. Menyudutkannya dari hiruk pikuk dan gemerlap dunia, melemparnya kedalam sebuah gubug beralas tanah, beratap jembatan penyebrangan, berdinding plastik dan kardus indomie seadanya.

Rupa-rupanya dengan begitu aku bisa bertahan hidup, pikirnya

Masih terbayang dibenaknya, saat pekerjaan masih mudah diperoleh biarpun cuma petugas kebersihan atau penjaga malam disuatu perusahaan. setidaknya, dengan itu ia masih bisa makan dari kerja kerasnya tersebut. Kini, seiring perjalanan waktu, meroketnya nilai barang, PHK terjadi dimana-mana, betapa pekerjaan kian sulit didapat sehingga harus memutar otak untuk mengadu nasib pada pekerjaan lain. Fikiran moogee yang dangkal memang telah termesinkan untuk bekerja dibawah ketentuan perusahaan membuat ia tidak bisa mendapat pekerjaan lain kecuali menerima perintah, lalu mengerjakan sesuai ketetapan Standart Operasional Perusahaan. Sayang sekali memang...

untung saja banda aceh tidak terlalu ramai, moogee berfikir seraya merenung nasib malangnya

Benar sekali, Lahan yang luas dikota banda aceh seolah menjadi peluang emas baginya. sepotong kesempatan guna mengubah informasi menjadi pundi rupiah, saat kemiskinan berangsur menjadi sedikit agak membaik. Maka, sejak saat itulah moogee mengincar informasi apa saja asal menjadi uang, agar hidup tetap tersambung...

Belum terlupa bagaimana saban hari moogee mengenjot motor butut di tengah kota dengan gear rantai yang nyaris putus, keadaan ban luar sudah tampak ban dalam. Semakin gersang dan gelap kulitnya dibakar terik matahari dalam menyusuri informasi, tubuhnya yang pendek dengan pakaian dekil ditambah rambut keriting, ia tak pernah peduli. mondar mandir berkeliling sebab memang tiada yang perduli. pekerjaannya hanya mengincar informasi, Tak Lebih ! Tanah, rumah, ruko, dijual, disewa semuanya dicatat! hampir tiada informasi yang terlewatkan sebab naluri perantara memang benar - benar telah merasuk dalam jiwa.

Kepahitan hidup telah mencetak moogee sebagai seorang pemburu informasi. Hatinya tersobek - sobek tatkala menatap masa depan nan suram dibawah kolong jembatan dibungkus cahaya rembulan yang mengintip malu dibalik awan kelabu. moogee hanya berharap, suatu saat nasib akan bertukar, Semogaa....

Namun, Kita pun sama - sama tahu, bahwa harapan hanya akan tetap tinggal sebagai harapan yang entah kapan terwujud sebagai kenyataan.

Orang - orang itu mampu membeli informasi karena mereka punya duit, begitu pikir moogee yang sederhana. sementara moogee hanya mendapat sedikit duit ucapan terima kasih dari usaha pontang - pantingnya sebab tidak ada duit. Sejumlah duit yang moogee terima dari setiap pengguna jasa yang semestinya cukup membeli sebungkus nasi dan ikan asin justru habis dalam lingkaran judi. Namun, bukan berarti moogee seorang penjudi sejati? Melainkan ingin merubah nasib secepatnya. Sayang sekali, itu pun tidak membuahkan hasil..

Kali ini, Ada sepotong informasi yang moogee terima yaitu : Dijual tanah seluas 324 meter dikawasan fajar harapan, Bathoh kota. Orang-orang pun tau, bahwa info seperti ini langka. maka, tentu banyak oramg yang tergiur untuk memperoleh tanah dikawasan berkembang tersebut. Harga yang diminta pasarkan adalah satu koma lapan juta saja per meternya.

Mari kita berdoa, agar kiranya ada satu orang saja pembeli yang sudi menghubungi untuk membelinya. Sila kontak moogee melalui sambungan seluler jadul miliknya yang tak lebih semangkuk bakso harganya, itulah nomernya...

08329359461